Sepakat dengan pernyataan yang menyatakan bila pemimpin itu diciptakan dan bukan dilahirkan. Artinya ia harus mengalami sejumlah proses untuk kemudian bisa dikatakan layak. Guna menjawab tantangan itu maka lahirlah Smart Leadership Development Program (SLDP).
Ada diantara mereka yang mampu tumbuh secara alami dimana alam bawah sadar telah membawanya pada sosok pemimpin yang kompeten. Namun jangan salah, kini di era modern pun pemimpin itu bisa dibentuk, bisa diciptakan dan pastinya bisa disiapkan.
Tak percaya maka cobalah lihat di luar sana, begitu banyak kita temukan perusahaan membangun sebuah academy atau kampus untuk menyiapkan pemimpin mereka di masa yang akan datang.
Dimana kurikulum di susun sedemikian rupa untuk membentuk sosok pemimpin yang berkarakter, khas dan sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.
Mereka yang menjadi peeoner dari proses melahirkan seorang pemimpin ini bisa jadi adalah perusahaan perbankan. Dimana mereka tersebar dihampir seluruh kota.
Menariknya dalam satu kabupaten / kota bisa jadi akan ditemukan beberapa kantor cabang. Menjadi sesuatu yang mustahil kemudian bila para pemimpin ini datang tiba-tiba.
Dalam beberapa kasus bisa saja ditemukan mereka yang memiliki bakat alami. Namun pertanyaan selanjutnya, jumlahnya ada berapa dan pastinya tidak banyak.
Kini program ini bukan lagi hanya milik perusahaan perbankan saja tapi telah merambah ke hampir semua perusahaan. Salah satu yang mengimplementasikan sudah pasti saudara terdekat perbankan yakni perusahaan pembiayaan.
Meski memiliki kemiripan tapi tetap saja mereka memiliki sejumlah perbedaan karena karakter market dan nasabah bisa jadi beda.
Smart Leadership Development Program
Tak mau kalah, salah satu perusahaan pembiayaan yang fokus dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah PT Smart Multi Finance. Perusahaan yang telah berdiri sejak Agustus 2008 silam ini pun meyakini bahwa SDM adalah kunci untuk sukses.
Dimana dengan adanya orang-orang yang dapat diandalkan maka kualitas servis atau layanan bisa ditingkatkan. Program yang mereka gaungkan saat ini bernama Smart Leadership Development Program (SLDP).
Salah satu program yang disusun secara sistematis untuk menjawab akan kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang. Bagaimana para talenta mudah akan disiapkan untuk mengisi berbagai posisi stratetegis.
Pada awalnya Smart Leadership Development Program ini tak ubahnya dengan managemen trainee pada umumnya. Namun seiring sejalan perusahaan harus memiliki karakter dan pembeda dengan yang lain.
Siapapun mereka yang pernah menjadi alumni dari program ini tidak cukup hanya mampu menjadi sosok pemimpin yang unggul. Lebih dari itu mereka juga harus berintegritas, bersinergi dan memiliki visi jauh ke depan.
Goal dari program ini bukanlah level supervisor melainkan seorang manager. Hanya saja dalam prosesnya untuk sampai pada jenjang managerial mereka harus melalui beberapa fase mulai dari anak magang, supervisor, asisten manager dan kemudian manager.
Kelebihan Smart Leadership Development Program
Ada beberapa kelebihan dari program ini dan menjadi daya tarik tersendiri. Khususnya bagi mereka yang masih muda dan fokus ingin ke karir terlebih dahulu.
Menjadi sebuah kebanggaan pastinya diusia muda seseorang bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Melesat lebih cepat dari teman sebaya dan menghasilkan karya nyata.
1. Layaknya Masuk Jalur Bebas Hambatan
Bila diumpamakan maka program ini tak ubahnya jalur tol dimana peserta akan masuk ke dalam sebuah jalur bebas hambatan. Namun demikian untuk sampai tujuan pastinya juga akan berbeda-beda karena kondisi mobil yang masuk tol tidaklah sama.
Memulai perjalanan yang sama bukan berarti akan sampai tujuan bersamaan. Kompetitifness benar-benar akan diuji. Mereka yang tidak siap pun jangan kaget bila akan diserobot dari belakang.
Namun demikian ini justru menjadi sesuatu yang menarik karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk optimalisasi diri. Pun demikian di dalam sebuah perusahaan, mereka ada yang sukses dalam hitungan kurang dari 6 bulan menjadi seorang supervisor dan ada pula yang lebih.
Selain itu, ada pula mereka yang join dalam waktu kurang dari 2 tahun pun ada pula yang bisa menduduki posisi seorang manager. Bayangkan bila mereka ini join diusia 22 tahun maka di usia 25 tahun maka ia telah menyandang gelar manager.
2. Belajar dan Berpenghasilan
Mungkin dulu ada yang pernah mendapat beasiswa waktu di kampus. Dengan menunjukan sejumlah sertifikat atau keahlian dan kemudian seleksi untuk mendapat beasiswa.
Nah dalam program ini pun sejatinya mereka ini adalah anak-anak muda yang ingin belajar dan digaji. Tiap perusahaan pastinya memiliki nominal yang berbeda-beda.
Tapi lebih penting dari itu adalah kesempatan untuk mengembangkan potensi diri untuk menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang. Kalau saja dalam kondisi terburuk harus gagal setidaknya harus lebih dulu mencoba.
Ingat, kesempatan ini tidak terbuka dua kali karena perusahaan memiliki ketentuan batas usia untuk mengikuti. Selagi masih muda tak ada salahnya untuk meng-eksplore diri seluas mungkin.
3. Bekerja Sesuai Passion
Ingat betul kata Jack Ma yang memberikan nasihat kalau kita bekerja itu harus sesuai passion. Diawal mungkin pendapatan tidak seberapa tapi karena kita fokus dan terus berlatih maka kemampuan akan bertambah.
Pada akhirnya tak ada hasil yang akan membohongi proses dimana buah dari jerih payah itu akan mendatangkan hasil. Oleh karena itu menjadi penting jauh-jauh hari untuk menggali potensi diri dan memperjuangkan passion.
Khusus di perusahahaan pembiayaan maka paling banyak dibutuhkan adalah talenta muda yang tertarik dengan bisnis. Bahasa paling mudah dipahami adalah sales dan marketing karena itu adalah satu hal paling basic.
Dengan memahami konsep dasar tersebut selanjutnya bisa dikembangkan ke berbagai bidang untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Meninggalkan cara-cara lama dan beralih ke cara yang kekinian atau yang bisa dikenal dengan digital marketing.
4. Banyak Hal Bisa Dipelajari
Dalam prosesnya ada banyak hal yang bisa dipelajari. Apalagi ketika membahas bisnis karena di dalamnya bukan hanya tentang bagaimana memasarkan satu produk.
Lebih dari itu ada satu proses untuk menggali apa yang dibutuhkan masyarakat dan bagaimana menangkap peluang tersebut. Menjadi solusi dan berperan serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bekerja itu bukan hanya tentang uang semata di dalamnya terdapat nilai-nilai yang harus terintegrasi dengan hati nurani dan norma serta aturan yang berlaku di masyarakat. Jangan sampai kita memiliki niat baik dan melakukan dengan cara yang kurang baik.
5. Memperluas Jaringan
Kita pasti sepakat bahwa jaringan saat ini adalah sebuah previllage atau bisa juga dikatakan sebagai satu kemewahan. Semisal dengan menjadi seorang supervisor atau manager maka akan memberi keleluasan untuk bergaul sesama supervisor atau manager.
Lain cerita bagi mereka yang bekerja sebagai seorang staf bisa jadi kenalan / rekanan / mitra bisnis mereka adalah staf pula. Kalaupun ada diantara mereka yang miliki posisi lebih tinggi bisa jadi kita akan merasa kurang nyaman karena tidak sama dengan mereka.
6. Kurikulum Disusun Sesuai Kebutuhan
Banyak hal bisa dipelajari dan menariknya semua itu telah disesuaikan dengan kebutuhan. Tak ada satu informasi atau materi yang akan sia-sia karena baik trainer maupun pemateri adalah mereka yang ahli di bidangnya.
Berbeda dibangku kuliah, dimana kita akan diajarkan sebatas teori saja tanpa pernah tahu kondisi aslinya seperti apa. Bisa jadi mereka yang ahli dalam teori selama di kampus bila masuk dunia kerja tidak siap.
Sebelum pandemi, seluruh peserta dari seluruh Indonesia didatangkan ke kantor pusat. Pandemi masuk tanah air dan kegiatan offline yang melibatkan banyak orang ditiadakan.
Sementara itu kegiatan upskills tetap harus berjalan dan opsi terbaik adalah pelatihan tetap dilaksanakan via jarak jauh. Beruntung saat ini teknologi telah cukup baik dimana peserta bisa belajar dari manapun selama ada jaringan dan kuota internet.
Pelatihan jarak jauh ini juga memaksa siapapun kini harus melek ke dunia digital. Siapa saja yang enggan mengikuti hampir pasti akan ditinggalkan.
Menjadi tantangan semua orang dimana kita suatu saat nanti bisa bekerja dan berkarya dari manapun. Terbebas dari ruang dan waktu selama ada yang namanya kreatifitas dan keberanian mencoba hal baru.
Baca juga: Business Development sebagai Jawaban atas Tantangan Bisnis Masa Kini
Kelemahan Program Percepatan Karir
Tidak adil rasanya bila kita membahas SLDP sebagai program percepatan karir tapi tidak membahas kelemahan. Dengan memahami kelemahan ini setidaknya setiap orang bisa menyiapkan diri untuk mengambil peran yang lebih tinggi.
1. Membutuhkan Mental dan Kerja Keras
Tidak mudah untuk bisa bertahan dalam program percepatan karir karena bisa jadi kita akan digembleng dan dipaksa untuk jauh lebih baik baik. Oleh karena itu program ini membutuhkan mereka yang miliki mental baja dan siap kerja keras.
Bagaimana diusia yang masih sangat muda harus memimpin sebuah tim yang bisa jadi bawahannya lebih senior dan kaya pengalaman. Harus meluangkan waktu lebih banyak ketika yang lain istirahat maka ia tetap harus bekerja karena tanggung jawab telah ada di pundaknya.
Mereka yang terpilih biasanya adalah para pekerja keras yang telah biasa mengambil satu beban lebih sejak bangku kuliah. Semisal mereka yang telah mandiri (bekerja dan kuliah) atau mereka yang kaya pengalaman organisasi (pengurus organisasi selama kuliah) memiliki peluang yang jauh lebih baik.
Besar kemungkinan mereka yang selama di kampus hanya memiliki ritus 3K atau kampus, kos dan kantin tidak akan siap menanggung beban ini. Terlalu besar lonjakan yang harus dikejar kecuali mereka yang secara tiba-tiba mendapat pencerahan dan harus mengambil beban yang jauh lebih berat.
2. Ikatan Dinas
Kelemahan lain yang sering dikeluhan para peserta pelatihan ini adalah adanya ikatan dinas. Padalah sejatinya ikatan dinas ini sangat menguntungkan peserta dimana mereka bisa men-challenge dalam waktu 2 tahun akan menjadi apa.
Artinya mereka miliki kesempatan yang luas untuk mengembangkan semua kemampuan yang dalam diri mereka untuk mencapai titik optimal. Selama masa ikatan dinas ini pun menjadi satu kesempatan untuk traveling gratis.
Pindah dari satu kota ke kota lain, mengenal budaya dan masyarakat baru pastinya adalah sebuah kemewahan dimana banyak orang belum tentu mendapat kesempatan ini.
Saya pribadi dengan kegiatan ini setidaknya bisa menjejakkan kaki ke hampir seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Bukan hanya tentang Jakarta dan Jabodetabek tapi juga hingga Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Penasaran bukan, buruan isi biodata kamu dan bergabung dengan Smart Leader Development Program dengan masuk link: https://smartfinance.co.id/recruitment/R_recruit/form
1. Telah lulus S1
2. IPK minimal 2.75
3. Pernah aktif di organisasi
4. Tertarik dengan dunia sales marketing
5. Usia kurang dari 27 tahun
6. Bersedia di tempatkan di seluruh Indonesia
7. Bersedia mengikuti ikatan dinas selama 2 tahun