Pendanaan Startup – Membangun startup tidaklah mudah. Banyak sekali faktor yang harus diperhatikan untuk menjalankannya.
Butuh waktu, dedikasi, disiplin, dan keuangan yang memadai. Startup sendiri merupakan perusahaan rintisan yang usianya belum cukup lama.
Perusahaan ini memang berdiri dari nol. Mereka membangun perusahaan kecil-kecilan yang semuanya masih serba terbatas.
Namun demikian, kecenderungan startup memiliki visi dan misi yang jelas. Mereka tahu akan berjalan ke arah mana. Sehingga membuat startup ini terus-menerus berkembang.
Berbicara mengenai perkembangan sebuah perusahaan startup, kita tidak bisa lepas dari uang dan pendanaan untuk startup itu sendiri. Karena perusahaan yang ingin berkembang tentunya memerlukan uang atau dana yang harus memadai.
Fundraising atau pendanaan biasanya dilakukan oleh pemilik startup untuk mendapatkan suntikan dana yang lebih. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mengeksekusi ide yang ada.
Ide tersebut berguna untuk melancarkan atau mengembangkan perusahaan tersebut. Ada dua tahap pendanaan yang biasanya dilakukan pelaku startup.
Paling keren tentu saja dengan menggandeng investor untuk kemudian mereka menanam saham. Cara kedua tentu saja dengan mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga pembiayaan.
Dari kedua cara tersebut, yang mempunyai dampak lebih kecil adalah mencari para investor. Hal ini karena ketika ide yang ingin dikembangkan gagal, maka kamu tidak dituntut untuk ganti rugi.
Akan tetapi hal tersebut dapat berbanding terbalik, apabila kamu mencari pinjaman pada bank. Cara ini sebaiknya ditempuh dalam kondisi terdesak saja.
Seperti kita tahu perusahaan rintisan belum teruji sepenuhnya sementara itu bila pinjaman cair maka kewajiban menanti.
Baca juga: Sektor Startup yang Akan Terus Tumbuh
Manfaat Pendanaan Startup yang Harus Dipahami
Fundraising atau pendanaan mempunyai beberapa manfaat bagi startup. Hal itu dapat terwujud apabila nanti kamu dapat menjalankannya dengan baik.
Sebelum mengetahui apa saja jenis-jenis fundraising atau pendanaan untuk startup, alangkah baiknya mengetahui apa manfaatnya. Selain untuk pengetahuan, mengetahui manfaat fundraising ini akan memicu semangat para pengusaha rintisan untuk berupaya mengembangkan startup-nya.
Berikut manfaat pendanaan startup yang perlu diketahui:
- Dengan melakukan fundraising, kamu akan mendapatkan suntikan dana yang jauh lebih besar. Dan hal ini bisa kamu gunakan untuk mengembangkan bisnismu ke arah yang lebih besar.
- Mendapatkan relasi untuk diajak kerja sama. Karena ketika mencari para investor, tentunya kamu akan menemui beberapa orang yang bisa kamu jadikan mitra kerja.
- Merekrut karyawan lebih banyak guna mengembangkan startup.
- Membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Karena semakin banyak dana dan usaha semakin berkembang, maka akan banyak juga membutuhkan tenaga kerja.
- Memproduksi produk lebih besar. Sehingga cakupannya akan semakin luas.
- Dapat mengiklankan produk lebih luas dan produk akan semakin dikenal oleh masyarakat umum.
Persiapan untuk Melakukan Fundraising
Setelah mengetahui berbagai manfaat fundraising bagi startup, tentunya kamu ingin segera merealisasikannya. Jika startup-mu di rasa sudah siap untuk melakukannya dan mungkin juga merupakan kebutuhan penting, kamu bisa mencobanya.
Berikut hal-hal yang perlu kamu siapkan terlebih dulu untuk melakukan fundraising. Jangan sampai, kamu melakukannya tanpa mengerti atau menyusun rencana terlebih dulu. Fatal akibatnya.
1. Menentukan Target Pendanaan
Hitung atau estimasi dana yang dibutuhkan merupakan tahapan awal dari kegiatan ini. Kamu harus benar-benar mampu membuat sebuah estimasi berapa dana yang dibutuhkan agar startup dapat berkembang.
Mulai dari dana operasional, dana pemasaran hingga dan lain tak terduga harus masuk dalam radar perhitunganmu. Usai menghitungkan, berarti kamu sudah mengetahui berapa target dana yang kamu butuhkan.
Jika sudah mengetahui, perinci dan mulai bergerak ke tahap berikutnya.
2. Mencari Investor yang Satu Misi denganmu
Untuk pendanaan seperti ini, alangkah baiknya mencari investor daripada mengajukan pinjaman ke bank. Cara inilah yang nantinya akan memudahkanmu mengembangkan usaha ke depannya.
Lain cerita bila dana di dapat dari pinjaman maka kewajiban untuk segera mengembalikan menjadi prioritas utama. Sebaliknya bila dana di dapat dari investor maka kita cukup melakukan bagi hasil sesuai perjanjian diawal.
Cara mencari investornya pun juga perlu diperhatikan. Misalnya saja, ketika kamu mempunyai startup yang berjalan di bidang teknologi finansial (fintech).
Seyogyanya tawarkan proposal pendanaan pada para investor yang gemar menanam modal pada perusahaan teknologi finansial tersebut. Dari beberapa pengalaman, para investor akan lebih suka berinvestasi pada bidang yang disukainya.
Selain itu, investor juga akan mengucurkan modalnya jika visi dan misi sama. Apalagi peluang mendapatkan imbalan yang menggiurkan tampak jelas dan begitu besar.
Tentu saja para investor akan berebut dan kamu tidak perlu bingung mencarinya.
3. Mengurus Perizinan Perusahaan
Para investor tentunya tidak mau berinvestasi pada startup abal-abal. Startup tidak jelas merupakan startup yang berdiri tanpa memiliki perizinan perusahaan yang jelas.
Walaupun startup tersebut sudah berjalan dan sedikit-sedikit telah berkembang. Tetap saja para investor akan berpikir dua kali jika ingin menanamkan modalnya.
Nah untuk mencegah macetnya para investor, lebih baik kamu perlu mengurus perizinan perusahaan. Dengan begitu, perusahaan yang kamu rintis akan terlihat jelas keberadaannya.
Kamu bisa membuktikan pada para investor dengan cara menunjukkan perizinan perusahaan yang sudah kamu daftarkan ke pihak yang berwenang. Tanpa ada bukti, sekuat apa pun membela, tetap saja tidak akan diakui.
4. Mempersiapkan Shareholders Agreement
Shareholders agreement merupakan sebuah dokumen yang akan menjadi bukti kepemilikan kamu terhadap bisnis yang kamu kembangkan. Dokumen ini juga sangat penting buat kamu dan para investor. Bukti hitam di atas putih sangat diperlukan.
Dokumen ini biasanya ditanda tangani oleh seluruh investor yang berinvestasi pada perusahaan startup kamu. Agar ke depannya tidak kacau, dokumen ini juga dapat mengontrol hak-hak dan kewajiban bagi para pemodal.
Dalam dokumen tersebut, sebaiknya kamu menuliskan tentang hak dan kewajiban para investor, pembagian dividen, perlindungan hukum untuk para investor dan sebagainya yang sekiranya itu penting untuk mencegah kesalahpahaman di kemudian hari.
5. Ikuti Regulasi yang Ada
Para investor memang senang melihat startup yang berkembang. Apalagi mempunyai peluang besar menghasilkan income menjanjikan.
Mereka akan melirik dan senantiasa memantau perusahaan startup yang demikian. Setelah melakukan pemantauan, biasanya mereka akan menimang-nimang terlebih dulu perusahaan tersebut.
Ada berbagai faktor yang menjadi pengamatan para investor, mulai dari peluang bisnis yang menjanjikan, lingkungan startup bagaimana, hingga regulasi hukum dari startup tersebut.
Para investor tidak akan sudi menanam modal pada perusahaan yang kerap bermasalah dengan hukum. Karena hal tersebut merupakan risiko besar.
Bisa saja perusahaan yang kerap bermasalah dengan hukum, akan ditutup dan dibekukan. Atau yang lebih parahnya dicabut perizinannya dan tidak boleh beroperasi.
Dari kejadian-kejadian demikian, sebagai seorang startup, tentunya kamu perlu memperhatikan regulasi yang ada. Patuhi saja regulasi hukum yang ada dan penuhi persyaratannya.
Agar perusahaan kamu aman dan para investor berdatangan. Investor tidak mau mengambil risiko yang terlalu banyak. Karena semuanya berkaitan dengan uang dan mereka tidak akan mau rugi.
Beberapa persiapan yang harus kamu lakukan sebelum melakukan pendanaan bagi startup itu, memang harus dilakukan karena agar ke depannya kamu dapat mencapai target pendanaan yang sesuai dengan perencanaanmu.
Selain menulis diblog ini juga bisa ditemukan di Joko Yugiyanto Personal Blog dan Kanaljogja.id